20.4.11

Gendis terduduk di balkon samping rumahnya, bertanya dalam hati pada awan yang melintas lambat di hadapannya. diam saja. diam, namun tetap bertahan merengkuh udara.
Gendis bertanya, mengapa ia sulit mendapatkan cinta?
Sesuatu yang paling indah di dunia. Sesuatu yang dapat membuat semua orang berbahagia.
Gendis bertanya, mengapa ketika kita sudah memilih dengan siapa kita berbagi, malah yang ada, terjadinya perasaan tak yakin dari seseorang yang dia rasa. Adakah yang salah dengan dirinya?
Gendis tidak ingin macam-macam, katanya. Ia hanya ingin merasa dibutuhkan. Ia hanya ingin merasa disayang. Gendis tidak mau menuntut apa-apa, katanya. Gendis hanya ingin merasa bahwa dia nyata adanya.
Gendis lalu berpikir, dan mengenyampingkan hati yang meronta berbicara.
Otaknya lalu berkata, "Buat apa mempertahankan jika memang tidak diinginkan? Kamu telah dewasa, Gendis. Kamu adalah perempuan yang terbiasa menghadapi kenyataan. jadi, biarkanlah dia pergi."

Biarkanlah dia pergi, katanya. Biarkanlah dia pergi.

No comments:

Post a Comment