20.6.12

siapa aku ini?

"Tuhan tak pernah ciptakan sesuatu tanpa alasan, bahkan momen, bahkan suatu perasaan."

Hei, sudah lamakah kamu di sana? Bahagiakah kamu menjalani hidupmu yang bahkan tak bisa kulihat kini. Sedang apa kamu, sedang bersama siapakah dirimu, tertawakah, menangiskah, tidurkah, atau lainnya. Oh ya, pernahkah kamu sekali saja, sekali saja, ya, sekali saja, memimpikan aku? Pernahkah kamu membagi sedikit jatah peran kepadaku?

Kurasa tidak.

Ha-ha, mungkin kamu kenal denganku saja hanya sekilas, namaku samar tertutup memori dengan orang-orang yang jauh lebih sering kau panggil-panggil namanya setiap hari? Lagipula siapa aku ini?

Ha-ha, bisa saja aku hanya perempuan yang melintas di depanmu, namun kamu lupakan, tak pernah kamu hiraukan. Aku hanya puing bekas yang mungkin berguna bagi sebagian orang. Iya, kan? Hah, lagipula siapa aku ini?

Ha-ha, mungkin aku hanyalah orang yang akan mengganggu pikiranmu, yang membuat sibuk degup hatimu. Kamu sudah lebh dulu takut karena khawatir aku akan merepotkanmu. Aku kan hanya ingin menyapamu, tapi maaf saja persiapanku terlihat lebih heboh kala itu. Kamu tidak mengerti kan? Iya, kan? Hah, tidak penting juga buatmu. Lagipula siapa aku ini?

Siapa aku ini?
Siapa aku ini?

Siapa aku ini, yang selalu menyebut namamu di setiap doaku. Perempuan yang selalu tersenyum setiap pagi dan berdoa semoga bisa bertemu kamu hari ini. Siapa aku ini, yang melihat rupamu dari belakang aku sudah gugup setengah mati. Perempuan yang mampu membuat puisi-puisi hanya karena satu nama yang begitu berarti.
Siapa aku ini, yang selalu berjuang setengah mati agar dapat menjadi perempuan hebat yang memiliki harga diri tinggi. Agar sedikit saja, kamu mau melirik kemari dan membuatmu sedikit saja bangga, orang yang begitu mendambakanmu ini, tidak pernah main-main. tidak pernah main-main.


Kamu adalah hujan, kamu adalah api, kamu adalah angin.Kamu bintang yang selalu muncul di depanku setiap malam. Kamu pikiran yang selalu membuatku yakin akan keajaiban. Kamu adalah sejuta alasan mengapa aku menjadi sekarang.

Tuhan, adakah alasan mengapa ia tetap bersarang di hatiku selama ini? Mengapa tak Kau berikan saja cinta yang lebih kasat kulihat, lebih dekat kugapai, lebih tenang kudengar? Mengapa aku harus menangis karena orang yang bahkan tak menganggapku ada?

Kamu, selamat malam dan sampai jumpa.
Aku yakin kita akan kembali bersua.

No comments:

Post a Comment