13.3.11

saat mentari tak pernah menggapai bintang




Ada sepasang kekasih yang berbahagia. Mereka selalu menghabiskan waktu bersama. Tersebutlah seorang gadis, bernama Mentari, dengan senyum dan binar mata yang ceria. Dan lelaki yang selalu di sampingnya, bernama Bintang. Ia adalah seseorang yang nyaris sempurna.
Mentari dan Bintang saling jatuh cinta, selalu berbagi cerita, selalu berbagi hari berdua.
Namun sayang itu tidak berlangsung lama. Bintang hilang rasa kepada Mentari ketika bertemu seseorang, sedangkan Mentari tetap setia. Suatu saat, Bintang akan menikah
dan Mentari sungguh tidak rela. Ia menangis bersedih, meremas dan menyobek-nyobek undangannya sampai hancur.
Tapi ketika dalam situasi di jalan, Mentari mengorbankan dirinya. Ia menabrakkan dirinya untuk menyelamatkan Bintang yang hampir terluka
Mentari berkata seraya terbaring lemah, "kalau kamu yang celaka, kamu tidak akan menikah minggu depan."
Hal itu yang membuat Bintang kepikiran. Sampai ia selalu gagal mengucapkan ijab kabul. Akhirnya ia batal menikah.
Ketika datang ke rumah Mentari untuk mengatakan itu, Mentari sudah pergi. Ia tidak ada.
Bintang tak tahu lagi harus kemana. Ia menyesal

Tiga tahun kemudian. Ia melihat Mentari di suatu jalan. Ia mengejar mentari yang berjalan cepat, naik bus satu lalu naik lagi bus yang lain. Bintang tak menyerah untuk mengejar
sampai akhirnya Bintang berhasil menggapai tangan Mentari
Mentari kaget luar biasa. Ia pikir ada orang jahat yang menguntitnya. Bintang tersenyum melihat Mentari yang semakin cantik parasnya. Bintang mencium tangan Mentari, menggenggamnya, seakan tak mau terlepas lagi.
Bintang tersadar ia tak mau kehilangan Mentari lagi
Namun Mentari diam, yang ada hanya matanya yang basah tergenang
lalu Bintang bertanya, "Apakah kamu masih jatuh cinta?" Mentari tersenyum, ia mengangguk.
"Bintang, aku bahagia dengan keadaanmu, jadi tolong, biarkan aku bahagia dengan keadaanku."
"Tapi aku tidak bahagia. Aku tidak bahagia jauh darimu, Mentari"
"Mengapa?"
"Aku sendirian, aku tidak tahu mau kemana ."
"Kamu, tidak bersama dengannya?"
"Aku batal menikah, Mentari. Karenamu aku batal menikah."
"Karena aku?"
"Saat aku memejamkan mata, bukan bayangan calon istriku yang tersenyum, melainkan kamu. Aku, tidak akan pernah rela melepasmu, Mentari. Kamu cahaya untuk hidupku."
"... Maafkan aku mentari, maafkan aku menyia-nyiakan hatimu."
"Bintang..."

Saat itu, ada yang datang, mengganggu percakapan mereka berdua. Ia memanggil mentari dan menatap tajam kepadanya.
"Aku harus ke sana, Bintang."
"Siapa dia?"
"Suamiku."
Bintang diam. Terpaku. Nafasnya tertahan.
Ia bagai patung yang ditinggalkan ketika wisatawan lelah berfoto-foto dengannya. Bintang diam dalam kebingungan. Ia tidak pernah menyangka.
Bintang membeku melihat kepergian Mentari yang meraih tangan lelaki itu, suaminya .


-----

written by : dina agustina suardi
you better read while listening : love exist - ost berbagi suami

No comments:

Post a Comment